Monday, September 12, 2011

Curhat Colongan

Halo, gue lagi pengen sedikit marah-marah nih, maaf kalo ada yang kesinggung atau perbendaharaan kata-kata gue nggak berkenan buat kalian yang baca. Kalo mau protes silahkan, gue nggak akan menanggapi tapi. Buang-buang waktu. Ok, so here I go..

"Gue nggak tau apakah harus ketawa atau sedih? Ketika ada orang bilang dia nggak mau balikan sama mantannya karena capek dan bilang mau serius dan siap komitmen karena capek main-main. Terus........ End up dia ninggalin lo karena dia kangen mantannya dan takut karena lo serius dan minta komitmen. Setelah lo tau lagi, ternyata dia udah dipertengahan seperti menuju mau balikan. Aku-kamu, iloveyous, and even call her 'sunshine' yang lo pikir cuman lo yang dipanggil begitu.

TURNS OUT EVERYTHING HE TOLD YOU WAS JUST A LIE.

Dan sekali lagi lo dibuang begitu saja. Gue nggak ngerti ya, apa memang semua cowok itu begitu? So sorry, I know that's one of a cynical question. Tapi kenapa hampir semua yang gue temuin seperti itu? Dan kali ini gue capek banget ya tolong. Bener-bener capek dan lo ngecap diotak gue 'lo itu brengsek'. Sumpah, definisi brengsek itu mati di lo. Contoh nyata yang gue alamin ya lo. Sorry sorry aja, tapi buat gue itu bener-bener nggak ada toleransi. Gue nggak bohong ya, sekarang lo itu minus banget dimata gue. 

Despite all those things, lo itu sebenernya baik. Diluar gombalan-gombalan lo yang akhirnya membuat gue enek dan anti sama semua gombalan dan akhirnya setiap mendengar siapapun yang gue kenal ngegombal gue cuman membalas "Gue enek denger gombalan lo sumpah. Stop ngegombal kalo nggak mau gue gampar" setiap gue denger gombalan-gombalan norak. Tapi entah sih yah, itu baik beneran atau kebohongan lo yang lain? Gue capek sama laki-laki dan gue muak. Semua karena lo memperlakukan gue seolah-olah gue itu seperti seonggok daging mentah.

Dan gue rasa lo puas kan yah sekarang setelah semua yang lo lakuin ke gue? Semua perasaan yang gue kasih, kepercayaan gue, dan keseriusan gue cuma gue buang sia-sia. Dan lo, udah ngebuat gue buang-buang waktu banget padahal gue bisa ngelakuin hal yang lebih berguna dan bermanfaat daripada disuruh ngurusin lo. Lo ngebuat gue buang-buang perasaan gue, padahal gue bisa nyimpen mereka buat orang yang tepat dan lebih pantes dapetin itu semua. Gue muak sama semua kebohongan lo. Bahkan sama muka lo aja gue muak. Sama kelakuan lo apalagi? Beh nggak tertolong muaknya. Ketika gue menghujat atau mencela lo, gue akan susah untuk berhenti. Seperti semacam adiksi tersendiri buat gue. Kecuali gue udah kehabisan bahan pembahasan. Sayangnya, lo nggak pernah berhenti memberikan gue sesuatu untuk dicela sih. Maaf deh ya. Sayangnya lagi, gue nggak punya belas kasihan buat orang macam lo. Iya memang, gue nggak punya hati tuh, terus kenapa? Toh gue juga cuman sepotong daging mentah doang buat lo.

Man-whore, you were lying, you just looked for some excuse. Ain't no cool. You think you fooled me? Think twice, I'm smarter than you think I am and it was zillion years too soon for you to fool me. But then again, nice try douche-bag.

Gue sejujurnya udah nggak tau mesti gimana sama lo, karena gue capek, gue muak, dan sejujurnya nggak peduli lagi sama lo. I think your whole life is just an epic big jokes and I doubt every words you say, been said and done. So sorry to said so, but to me, you're just a little liar who lives in a big wild world and soon, you'll drown in your own lies and shits without the life jacket and no one will give you one. It'll eat you without any single flesh left only your shiny white bones remains. No way out. You're so dead, who do you think you played a game with? Who do you think you try to fool, idiot?

Dan lo lebih baik ngasih janji-janji lo, omongan manis lo, dan gombalan-gombalan lo itu ke tembok daripada ke gue. Yah, setidaknya mereka nggak akan menghujat dan ngejek lo balik atau melontarkan omongan-omongan yang sinis, sarkas, dan skeptis kayak gue. Kenapa? Mau protes dengan tulisan gue? Silahkan. Gue nggak peduli. Like I ever care in the first place. Kebebasan gue untuk menulis kan? Seinget gue juga lo nggak ada hak buat ngatur hidup gue dan gue juga nggak berharap untuk diatur sama orang seperti lo. Gue sakit hati kok memang gue akuin. Lo ngancurin hati gue, tapi bukan hidup gue atau mimpi-mimpi dan cita-cita gue. Dengan atau tanpa lo gue baik-baik aja kok. Jangan merasa gue marah-marah gue masih mikirin lo ya. Gue marah-marah supaya lo ngeliat ini tulisan dan nyadar kalo kelakuan lo minus banget. Nggak heran banyak yang nggak suka sama lo. Maaf-maaf aja ngomong gitu. Bukan sok tau atau gimana, tapi memang kenyataan dan gue punya banyak argumen yang menguatkan kalau omongan gue itu betul. Gue aja bingung kenapa gue mau dan bisa tahan sama lo. Ngaca dulu deh lo, supaya kedepan-depannya lebih baik. Jangan merasa paling pinter dan tau segalanya tentang kehidupan atau orang-orang hanya dari sebuah tulisan atau buku. Belajar dari kenyataan dan pengalaman orang lain,  baru lo boleh sok seenak jidat ngomong abcde sampe z. Tapi lo memberikan gue pelajaran bahwa jangan gampang percaya sama orang. Dan karena lo telah menghancurkan kepercayaan gue, gue yakin gue nggak akan pernah lagi percaya sama lo."